Mahasiswa itu “Agent of Change” atau “Agent of Destroyer” ?
(Pesan untuk Gerakan Mahasiswa Islam)
Oleh : Hilman Rasyid
Mahasiswa adalah kaum terpelajar, kaum terdidik dan kaum perubah. Mahasiswa bisa diibaratkan sebagai sosok intelektual muda yang nantinya bisa diharapkan menjadi seorang cendekiawan. Berbicara mahasiswa itu sangat eksklusif, kenapa ? karena tentunya mahasiswa itu sangat unik dan mahasiswa mempunyai dinamika historis dari masa ke masa. Mereka telah memberikan fenomena yang berlangsung terus-menerus seolah tidak berujung. Selalu ada saja yang ditunjukkan oleh mahasiswa, khususnya Gerakan Mahasiswa Islam. Keberadaan mereka tidak bisa dipandang sebelah mata. Mereka memiliki pengaruh yang signifikan di dalam konstelasi sosial politik dan tidak urung mengundang berbagai reaksi dan gejolak baik yang positif maupun negatif.
Kemudian muncul suatu pertanyaan, “Mengapa mahasiswa bergerak? Apa sebabnya mahasiswa bergerak? Kok mau-maunya hal itu dilakukan ? Serangkaian pertanyaan ini bukanlah sekedar pertanyaan klise, akan tetapi dibalik itu semua terkandung suatu makna yang sangat mendalam. Apa dan bagaimana jawabannya penulis serahkan semuanya kepada anda, Mahasiswa, kaum perubah dan kaum yang senantiasa dinamis. Sebenarnya, dari dulu sampai sekarang Mahasiswa secara motorik mempunyai penggerak pembaharuan yang sama, yaitu pro-rakyat. kepedulian dan keberpihakan mereka terhadap masyarakat. Tetapi kemudian timbul suatu stigma dari perilaku mahasiswa itu tersendiri yang mengotori label mahasiswanya, yaitu Agent of Change.
Di Era global ini, tidak sedikit mahasiswa yang terpengaruh dengan kaum radikalis, liberalis, pragmatis dll. Perlu kita pahami bersama, bahwa masyarakat sudah sangat resistence dengan teriakan-teriakan idealis tanpa pelaksanaan yang sering mahasiswa lakukan. Rakyat perlu teladan, rakyat perlu studi kasus, rakyat perlu success story, dan rakyat perlu know-how yang mahasiswa miliki. Dengan memanfaatkan berbagai solusi praktis dan nyata yang didapatkan dari bangku kuliah maupun pengalaman lapangan, dan diharapkan dapat membantu masyarakat untuk menyelesaikan masalah yang semakin menumpuk. Pergerakan mahasiswa di era dunia datar harus lebih cerdas, lebih efektif, sehingga energi dan biaya yang kita miliki tidak sia-sia dan bisa dialokasikan untuk berbagai kegiatan lain yang lebih bermanfaat. Teknologi informasi khususnya Internet dengan jumlah pengguna yang semakin besar di Indonesia bisa menjadi satu alternatif teknologi pendukung pergerakan mahasiswa. Dan mereka sering keliru dalam menafsirkan kata "Aksi", tidak sedikit yang beranggapan Aksi adalah Demo (Demonstrasi). Padahal kalau berfikir secara komprehensif, Aksi bisa juga dengan tulisan, bertindak dengan melakukan berbagai hal-hal. Subjektif penulis, Demo hanya jalan terakhir dari aksi itu tersendiri dan kalau kita lihat di dalam terminologi bahasa Arab, demonstrasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Muzhâharah (demonstrasi), yaitu aksi sekelompok masyarakat di tempat-tempat umum untuk menuntut perkara-perkara tertentu yang sudah menjadi tugas negara atau para penanggung jawabnya. Para demonstran dalam aksinya tersebut biasanya melakukan pengrusakan, penghancuran, dan pembakaran barang-barang milik negara ataupun barang-barang milik individu.
2. Masîrah (unjuk rasa), hampir sama dengan demonstrasi, yaitu aksi sekelompok masyarakat untuk mendukung atau menuntut sesuatu. Akan tetapi, tidak disertai pengrusakan, penghancuran, dan pembakaran atas barang-barang milik umum maupun khusus (milik individu).
Sebagai gerakan mahasiswa Islam, pasti akan memilih nomor 2 (Unjuk rasa), karena kita tahu sendiri bahwa Islam adalah agama yang damai bukan lalai, Islam itu ramah bukan marah dan Islam itu indah bukan susah. Kita musti menjaga label kita sabagai gerakan islam yang normatif, bukan islam radikalis dll. kita juga harus mempunyai leadership dan Public Speaking yang baik, karena sangat tidak logis mahasiswa dengan leadership dan public speaking yang buruk mengkritik kepemimpinan nasional. Penulis sangat miris ketika melihat aksi “Gerakan Mahasiswa Islam” secara langsung atau media televisi yang sangat jauh dari norma dan moral islam. Mereka lebih mementingkan ego daripada akal dan otot daripada otak. Dan perlu diketahui, Islam memandang usia muda sebagai usia yang mengandung nilai sangat khusus, seperti yang Rasulullah SAW ungkapkan:
Dari Ibnu Abbas ra., ia telah berkata : Telah bersabda Rasulullah SAW kepada seorang laki-laki : "Gunakanlah lima kesempatan sebelum datangnya yang lima (uzur), yakni: masa mudamu sebelum tuamu, masa sehatmu sebelum sakitmu, kekayaanmu sebelum datang miskin atau fakir, masa hidupmu sebelum matimu, waktu luangmu sebelum datang kesibukanmu " (HR. Al Hakim, Hadits ini sahih berdasarkan syarat Imam Bukhari dan Muslim).
Dari hadits ini bisa kita lihat bahwa Islam ingin generasi mudanya pandai menggunakan kesempatan dan waktu yang dimilikinya untuk meraih cita-cita yang diidamkan. Perjuangan mahasiswa adalah untuk memberi manfaat bagi rakyat (Pro Rakyat). Semua itu bukan bertujuan untuk jalan kita menuju senayan (menjadi anggota DPR), jalan kita menjadi pejabat, politisi dll.
Ucapkan kalimat yang substansi ketika bergerak! lakukanlah perubahan yang masif, positif dan cerdas bukan sebaliknya dan mari kita berikan contoh yang real!
Kembalikan perjuangan ke karakter dan kredo mahasiswa yang sebenarnya! Mahasiswa adalah akademisi, pemikir muda, intelektual muda, entrepreneur muda dan agen perubahan bangsa. Bacalah kembali dengan detail semua visi, misi dan kredo organisasi pergerakan mahasiswa kita. Karena itulah akar dan dasar kita bergerak. Buktikan loyalitas, intelektual dan moral kita. Jangan buktikan otot, nafsu amarah kita dll! Karena itu tidak idealis, itu bukan Gerakan Mahasiswa Islam. Mari kita buktikan bahwa mahasiswa adalah “The Real Agent of Change”, agen perubah yang bukan hanya sebuah label.
Hidup Mahaiswa !!
0 Response to "Pesan Untuk Gerakan Mahasiswa Islam"
Post a Comment