Mengenal Adventist

Adventist Merupakan ajaran turunan dari gereja-gereja Protestan, Adventist muncul dari sebuah pemikiran atau doktrinasi seorang pendeta Baptis di Amerika, William Miller. Adventist masih memegang teguh ide teologis Protestan dalam aspek Trinitas, yaitu satu Tuhan dalam tiga co-eternal Persons. Ajaran-ajaran yang disebarkan pun masih dalam konformitas Protestan namun dengan konservativisme yang lebih kental. Tidak hanya itu, terdapat beberapa perbedaan dalam ideologi fundamental yang dibawanya. Miller, yang berkembang menjadi kelompok Millerite dan menjadi cikal bakal Adventist, percaya akan adanya kedatangan Yesus yang kedua kalinya ke Dunia (The Second Coming of Christ). Mereka percaya Yesus akan turun antara 21 Maret 1843 dan 21 Maret 1844. Namun, hal itu tidak terjadi dan kekecewaan pengikutnya membuat Adventist kala itu sempat tidak terdengar lagi perkembangannnya. Bagaimanapun juga, First Dissapointment itu tidak menyurutkan kepercayaan pengikutnya yang lain yang mengembangkan empat macam gereja beraliran Adventist.

Dalam perkembangannya, Adventist percaya akan kedatangan Yesus pada waktunya yang tidak dapat ditentukan. Sehingga, tugas manusialah untuk berjaga-jaga akan kedatangan hari dimana Yesus menyelamatkan mereka lagi. Mereka juga percaya bahwa hari ketujuh, yaitu Sabtu adalah hari suci untuk penyembahan, atau sering disebut Sabbath. Dengan mengusung ide yang sangat konservatif, pengikut ajaran ini mungkin lebih terlihat mencolok dari pengikut turunan ajaran Protestan lainnya. Mereka percaya bahwa mereka adalah orang pilihan Tuhan dan dipersiapkan untuk kemurnian ajaran.

“We are called to be a godly people who think, feel, and act in harmony with the principles of
Heaven....we involve ourselves only in those things which will produce Christ-likepurity, ...”

Pengikut Adventist dilarang makan daging, merokok, alkohol, dan hal lain yang disebutkan dalam ajaran mereka. Dengan anggota yang melebihi 15 juta orang di seluruh dunia, Adventist membangun 520 rumah sakit, klinik dan fasilitas umum lainnya sebagai bagian dari penyebaran ajaran kemurnian mereka. Melalui observasi singkat saya, Adventist menggunakan ‘kemurnian ajaran’ sebagai alasan untuk berbuat banyak kebaikan dimuka bumi ini sehingga akan banyak orang yang mengetahui bahwa eksistensi mereka di Dunia hanyalah untuk menunggu kedatangan Kristus. Dalam ajarannya, tidak disebutkan secara eksplisit mengenai hukuman-hukuman atau sanksi apa yang akan menimpa seorang Protestan yang tidak‘murni’. Namun, dapat dipastikan bahwa mereka cukup waspada akan bahaya yang dapat mengkontaminasi ajaran mereka. Saya tidak melihat adanya tindakan yang mengandung unsur kekerasan dengan ‘kemurnian ajaran’ sebagai justifikasi mereka, namun sifat konservatif mereka juga tidak menutup kemungkinan adanya gerakan pemurnian yang tidak biasa.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mengenal Adventist"

Post a Comment