Peran dan Tantangan Bahasa Arab di Indonesia

Peran dan Tantangan Bahasa Arab di Indonesia Untuk Menjalin Hubungan Diplomasi Internasional


Oleh : Hilman Rasyid*

Bahasa adalah salah satu alat komunikasi, sosialisasi, diplomasi serta alat interaksi antar sesama manusia. Berbicara tentang bahasa, tentu tidak terlepas dari yang namanya budaya. Karena bahasa dilahirkan dari sebuah budaya yang diciptakan oleh manusia. Salah satu bahasa asing yang banyak digemari masyarakat Indonesia adalah bahasa Arab, sebagai bahasa induk dalam agama Islam.
Bahasa Arab adalah bahasa agama, juga sekaligus bahasa Internasional yang merupakan salah satu khazanah peradaban dunia klasik dan bahasa asing tertua. Bahasa Arab selalu identik dengan Islam dan negara-negara Timur Tengah. Karena tentu keduanya ada sebuah hubungan dan sejarah yang tidak bisa dilupakan; yaitu Islam pertama lahir di sebuah negara padang pasir yang sangat gersang, Jazirah Arab. Sehingga kitab suci umat Islam turun pada Rasulullah dengan bahasa Arab. Ini tiada lain bertujuan untuk memudahkan umat Islam dalam mengahafalkannya, memahaminya, serta menyebarkannya atau mengajarkannya. Bahasa Arab ini tidak bisa dilepaskan atau dipisahkan dari umat Islam. Oleh karena itu, mempelajari dan menguasai bahasa Arab sangat diperlukan untuk setiap pribadi muslim.
Dengan bahasa Arab, kita bisa memahami kalamullah sebagai arah hidup di dunia yang penuh dengan nilai-nilai moral dan kultural secara universal dan integral. Sehingga kita dapat meningkatkan kualitas iman dan amal shaleh untuk membentuk kita menjadi pribadi-pribadi muslim yang taat pada aturan-Nya. Seorang muslim taat idealnya adalah mempelajari bahasa arab sebagai bahasa ilmu dan bahasa budaya sebagai produk manusia, serta sebagai bahasa agama untuk memahami kitab sucinya.
Timur Tengah adalah sebuah wilayah bangsa Arab yang mempunyai cadangan minyak mentah dalam jumlah besar dan merupakan tempat kelahiran dan pusat kerohanian agama Yahudi, Kristian dan Islam. Di antara sistem negara-negara itu ada yang berbentuk kerajaan, republic dan ada juga yang berbentuk republik Islam; seperti negara republik Islam Iran. Walaupun terdapat perbedaan terkait sistem negara dan agama, namun mereka tetap dalam satu ikatan kebangsaan dan hubungan diplomasi mereka terjalin karena adanya bahasa Arab sebagai alat diplomasi dan alat pemersatu yang membantu mereka menuju kesatuan dunia Arab. Di sini sangat terlihat sekali peran bahasa Arab yang mampu mempersatukan dunia Arab dalam harmonisasi internasional.
Secara politis-internasional, pada tahun 1973 bahasa Arab diakui sebagai bahasa internasional dan untuk pertama kalinya digunakan sebagai salah satu bahasa diplomasi resmi di forum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Sehingga pidato-pidato diplomatik, pembicaraan dan perdebatan di forum PBB diterjemahkan ke dalam bahasa Arab yang sejajar dengan bahasa asing lainnya. Pemakaian bahasa Arab sebagai salah satu bahasa resmi dalam forum internasional semacam PBB, telah menempatkan bahasa Arab untuk berperan penting dan sebagai salah satu alat komunikasi dalam hubungan diplomasi internasional. Peningkatan peranan bahasa Arab yang menjadi salah satu alat komunikasi dalam diplomasi internasional ini didukung oleh semakin besarnya peranan negara-negara Arab penghasil minyak dalam dunia perekonomian internasional. Peran ini tentu saja telah menambah dan menjadi daya atraktif perhatian dunia terhadap pengajaran bahasa Arab.
Jika melirik dari kaca mata historis diplomatis, hubungan Indonesia dan Timur Tengah sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, khususnya negara-negara teluk tidaklah buruk, tetapi juga tidaklah hangat dan mesra. Diplomasi kita kurang mampu menarik minat investor dari Timur Tengah, atau pandangan bahwa Timur Tengah bukanlah lingkaran konsentrasi diplomasi Indonesia. Politik Luar Negeri RI lebih terfokus pada lingkar Asia Tenggara dan Asia Pasifik, dan relatif kurang mencitrakan diri sebagai negara Islam. Dalam sejarah diplomasi, Indonesia lebih dekat dengan Mesir -negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia- dan Irak daripada Arab Saudi. Sehingga dalam hal ini, peran bahasa Arab sebagai salah satu bahasa diplomasi akan menjadi berkurang ketika tidak adanya harmonisasi antar negara, terutama antar negara berpenduduk muslim.
Bahasa Arab di Indonesia mempunyai posisi strategis dilihat dari fungsinya sebagai bahasa al-Quran dan jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas berpenduduk umat Islam. Bahasa Arab secara riil digunakan oleh sebagian besar penduduk Indonesia dalam kegiatan peribadatan mereka. Demikian pula dalam bidang ekonomi, perdagangan, pekerjaan dan politik, bahasa Arab menempati tempat yang sangat signifikan. Hal ini berarti bahwa disadari atau tidak, masyarakat Indonesia pada dasarnya sangat memerlukan bahasa Arab. Namun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa pelayanan terhadap bahasa Arab di Indonesia masih menjadi “bahasa kelas dua”.
Padahal kalau melihat sejarah, sebenarnya bahasa Arab justru jauh lebih dulu dikenal oleh orang Indonesia karena bahasa Arab masuk ke nusantara bersamaan dengan masuknya agama Islam. Namun kemudian bahasa Inggris mampu menggeser popularitas bahasa Arab sebagai bahasa asing di Indonesia. Sehingga hal ini telah mempersempit ruang bagi bahasa-bahasa asing lain terutama bahasa Arab untuk menjelajahi dunia. Salah satu penyebab menurunnya minat masyarakat terhadap bahasa Arab adalah karena bahasa Arab belum diapresiasi secara proporsional oleh sebagian masyarakat Indonesia, bahkan oleh sebagian masyarakat Islam sendiri. Banyak faktor yang menyebabkan bahasa Inggris menjadi sangat popular; di antaranya adalah faktor hadirnya globalisasi. Oleh karena itu, globalisasi adalah tantangan untuk melakukan pembumian bahasa Arab dalam dunia Internasional, terutama di Indonesia.
Dengan demikian, peran bahasa Arab dalam ranah internasional sangat signifikan pentingnya sebagai alat diplomasi internasional untuk menjalin harmonisasi dan kerjasama antar negara. Namun besarnya arus globalisasi, menjadi tantangan yang harus dihadapi terutama oleh umat Islam. Salah satu usaha kuatnya adalah dengan hadirnya lembaga-lembaga pembelajaran bahasa Arab -baik formal maupun non formal- yang akan menjawab tantangan bahasa Arab itu, sehingga dapat mempercepat proses pembumian bahasa Arab.


*Ketua Department Penelitian dan Pengembangan Ikatan Mahasiswa Studi Arab Se-Indonesia (IMASASI) 2012

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Peran dan Tantangan Bahasa Arab di Indonesia"

Post a Comment