Peran dan
Tantangan Bahasa Arab di Indonesia Untuk Menjalin
Hubungan Diplomasi Internasional
*Ketua Department Penelitian dan Pengembangan Ikatan Mahasiswa Studi Arab Se-Indonesia (IMASASI) 2012
Oleh : Hilman
Rasyid*
Bahasa
adalah salah satu alat komunikasi, sosialisasi, diplomasi serta alat interaksi
antar sesama manusia. Berbicara tentang bahasa, tentu tidak terlepas dari yang
namanya budaya. Karena bahasa dilahirkan dari sebuah budaya yang diciptakan
oleh manusia. Salah satu bahasa asing yang banyak digemari masyarakat Indonesia
adalah bahasa Arab, sebagai bahasa induk dalam agama Islam.
Bahasa
Arab adalah bahasa agama, juga sekaligus bahasa Internasional yang merupakan salah
satu khazanah peradaban dunia klasik dan bahasa asing tertua. Bahasa Arab
selalu identik dengan Islam dan negara-negara Timur Tengah. Karena tentu
keduanya ada sebuah hubungan dan sejarah yang tidak bisa dilupakan; yaitu Islam
pertama lahir di sebuah negara padang pasir yang sangat gersang, Jazirah Arab.
Sehingga kitab suci umat Islam turun pada Rasulullah dengan bahasa Arab. Ini
tiada lain bertujuan untuk memudahkan umat Islam dalam mengahafalkannya,
memahaminya, serta menyebarkannya atau mengajarkannya. Bahasa Arab ini tidak
bisa dilepaskan atau dipisahkan dari umat Islam. Oleh karena itu, mempelajari
dan menguasai bahasa Arab sangat diperlukan untuk setiap pribadi muslim.
Dengan
bahasa Arab, kita bisa memahami kalamullah sebagai arah hidup di dunia
yang penuh dengan nilai-nilai moral dan kultural secara universal dan integral.
Sehingga kita dapat meningkatkan kualitas iman dan amal shaleh untuk membentuk
kita menjadi pribadi-pribadi muslim yang taat pada aturan-Nya. Seorang muslim
taat idealnya adalah mempelajari bahasa arab sebagai bahasa ilmu dan bahasa
budaya sebagai produk manusia, serta sebagai bahasa agama untuk memahami kitab
sucinya.
Timur
Tengah adalah sebuah wilayah bangsa Arab yang mempunyai cadangan minyak mentah
dalam jumlah besar dan merupakan tempat kelahiran dan pusat kerohanian agama
Yahudi, Kristian dan Islam. Di antara sistem negara-negara itu ada yang
berbentuk kerajaan, republic dan ada juga yang berbentuk republik Islam;
seperti negara republik Islam Iran. Walaupun terdapat perbedaan terkait sistem
negara dan agama, namun mereka tetap dalam satu ikatan kebangsaan dan hubungan
diplomasi mereka terjalin karena adanya bahasa Arab sebagai alat diplomasi dan
alat pemersatu yang membantu mereka menuju kesatuan dunia Arab. Di sini sangat
terlihat sekali peran bahasa Arab yang mampu mempersatukan dunia Arab dalam
harmonisasi internasional.
Secara
politis-internasional, pada tahun 1973 bahasa Arab diakui sebagai bahasa internasional
dan untuk pertama kalinya digunakan sebagai salah satu bahasa diplomasi resmi
di forum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Sehingga pidato-pidato diplomatik,
pembicaraan dan perdebatan di forum PBB diterjemahkan ke dalam bahasa Arab yang
sejajar dengan bahasa asing lainnya. Pemakaian bahasa Arab sebagai salah satu
bahasa resmi dalam forum internasional semacam PBB, telah menempatkan bahasa
Arab untuk berperan penting dan sebagai salah satu alat komunikasi dalam
hubungan diplomasi internasional. Peningkatan peranan bahasa Arab yang menjadi
salah satu alat komunikasi dalam diplomasi internasional ini didukung oleh
semakin besarnya peranan negara-negara Arab penghasil minyak dalam dunia perekonomian
internasional. Peran ini tentu saja telah menambah dan menjadi daya atraktif
perhatian dunia terhadap pengajaran bahasa Arab.
Jika
melirik dari kaca mata historis diplomatis, hubungan Indonesia dan Timur Tengah
sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, khususnya
negara-negara teluk tidaklah buruk, tetapi juga tidaklah hangat dan mesra. Diplomasi
kita kurang mampu menarik minat investor dari Timur Tengah, atau pandangan
bahwa Timur Tengah bukanlah lingkaran konsentrasi diplomasi Indonesia. Politik
Luar Negeri RI lebih terfokus pada lingkar Asia Tenggara dan Asia Pasifik, dan
relatif kurang mencitrakan diri sebagai negara Islam. Dalam sejarah diplomasi,
Indonesia lebih dekat dengan Mesir -negara yang pertama kali mengakui
kemerdekaan Indonesia- dan Irak daripada Arab Saudi. Sehingga dalam hal ini,
peran bahasa Arab sebagai salah satu bahasa diplomasi akan menjadi berkurang
ketika tidak adanya harmonisasi antar negara, terutama antar negara berpenduduk
muslim.
Bahasa
Arab di Indonesia mempunyai posisi strategis dilihat dari fungsinya sebagai
bahasa al-Quran dan jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas berpenduduk umat
Islam. Bahasa Arab secara riil digunakan oleh sebagian besar penduduk Indonesia
dalam kegiatan peribadatan mereka. Demikian pula dalam bidang ekonomi,
perdagangan, pekerjaan dan politik, bahasa Arab menempati tempat yang sangat
signifikan. Hal ini berarti bahwa disadari atau tidak, masyarakat Indonesia
pada dasarnya sangat memerlukan bahasa Arab. Namun demikian, kenyataan
menunjukkan bahwa pelayanan terhadap bahasa Arab di Indonesia masih menjadi
“bahasa kelas dua”.
Padahal
kalau melihat sejarah, sebenarnya bahasa Arab justru jauh lebih dulu dikenal oleh
orang Indonesia karena bahasa Arab masuk ke nusantara bersamaan dengan masuknya
agama Islam. Namun kemudian bahasa Inggris mampu menggeser popularitas bahasa
Arab sebagai bahasa asing di Indonesia. Sehingga
hal ini telah mempersempit ruang bagi bahasa-bahasa asing lain terutama bahasa
Arab untuk menjelajahi dunia. Salah satu penyebab menurunnya minat masyarakat
terhadap bahasa Arab adalah karena bahasa Arab belum diapresiasi secara
proporsional oleh sebagian masyarakat Indonesia, bahkan oleh sebagian
masyarakat Islam sendiri. Banyak faktor yang menyebabkan bahasa Inggris menjadi
sangat popular; di antaranya adalah faktor hadirnya globalisasi. Oleh karena
itu, globalisasi adalah tantangan untuk melakukan pembumian bahasa Arab dalam
dunia Internasional, terutama di Indonesia.
Dengan
demikian, peran bahasa Arab dalam ranah internasional sangat signifikan pentingnya
sebagai alat diplomasi internasional untuk menjalin harmonisasi dan kerjasama
antar negara. Namun besarnya arus globalisasi, menjadi tantangan yang harus
dihadapi terutama oleh umat Islam. Salah satu usaha kuatnya adalah dengan
hadirnya lembaga-lembaga pembelajaran bahasa Arab -baik formal maupun non
formal- yang akan menjawab tantangan bahasa Arab itu, sehingga dapat
mempercepat proses pembumian bahasa Arab.
*Ketua Department Penelitian dan Pengembangan Ikatan Mahasiswa Studi Arab Se-Indonesia (IMASASI) 2012
0 Response to "Peran dan Tantangan Bahasa Arab di Indonesia"
Post a Comment