Semangat Sepeda Onthel

Semangat Sepeda Onthel

Krett... Krett... Krett....
Ayunan sepeda onthelku ini adalah teman setiaku, di kampung pare yang penuh misteri. Sepeda butut ini yang slalu menemaniku kemanapun aku pergi, dan kapanpun aku berlari. Di saat pagi menjelang, siang, hingga malam mendatang.

Kreett... Krettt... Krettt...
Meski ke 2 kakiku ini terasa layu nan lemah, dengan jarak tempuh yang terarah jauh disana. Perut kurus ini pun semakin kekurangan "glukosa" (beuhhh... Gula kali ya) dan "mineral water".

Cahaya mentari terus mengikutiku dan memantauku dengan sangat. Aku pun berlari, Berlari, dan berlari dengan sepedaku ini. Ingin rasanya sejenak menjauh dari kilauannya yang mengeringkan jiwa ini.
"ayooo....!!"
semangat lidah ini berteriak dengan serentak. Melawan arus keletihan perut yang tak terkira. Di tambah makan sahurku yang terlewat. Huft....

"no pains, no gains"
pepatah bijak itu pun melintas seketika dalam benak pikiran panas keringat ini. Seolah memberikan semangatnya pada kakiku dan perutku ini."aku harus semangat, ini hanya lelah biasa yang tak biasa" teringat juga sebuah nasehat kecil dari teman di bandung, "yang lillah itu takkan pernah lelah man, maka luruskan niatmu itu karena Allah. Insya Allah semangat itu slalu ada. Maka yakinlah niatmu lillah, yaitu karena dan untuk Allah"

"semangaaatt...!!"
karena semangat laksana sebuah gunung berapi dimana di atas puncaknya rumput keraguan tidak pernah tumbuh

..........
Udara di atas yang panas berangin. Jalanan yang kosong dari teriakan knalpot angkot kolot. Hanya sepeda onthel yang banyak berkeliaran dimana-mana. Banyaakk, semakinn banyaakk....
Huft.... Meski sedang menjalankan ibadah shaum. Namun semangat untuk terus belajar terasa kuat disini, sangat kuat. Seperti sepeda bututku ini, maksudnya sepeda sewaan. (hehe...) sepeda berwarna pink ke ungu-unguan ini (beuhh...kya cewek yah warnanya), tak pernah terlihat lelah dan letihnya tuhh. Hanya kadang-kadang ban hitamnya terasa empuk alias kempes. Ah dasar...

"what time is it?" It's time to change, "better english better future" YES WE CAN
yahh.. Bisa dibilang yel-yel atau apalah itu namanya. Terdengar keras oleh telingaku, setelah sepeda onthelku berhasil mengantarkanku di tempat tujuanku. Udara kencang pun menyambut kedatanganku dengan keras. Menusuk ubun-ubun basah tak karuan. Suasana sepi termakan habis oleh keramaian. Pohon-pohon di taman ini pun sedang asyik melambai-lambai oleh lantunan udara yang bergoyang.
"Hallo Mr, where have you been??"
suara besar aneh itu mengagetkanku dari belakang. Yang menggangguku dari kepenatan yang tak terbayang.
"are you ready to face the final exam?" tanya balikku yang mangabaikan pertanyaannya yang aneh.
"willing God" katanya yang seperti sudah mahir b.inggris.
"Insya Allah meureunn... Sanes willing God" ucap candaku dengan bahasa ibuku.
"hahaha... sama aja bro".
Beuuh.. Tawanya itu lo yang mengeluarkan bau yang aneh dari mulutnya. Seerrrrrr.... Hmm... Gubrag.(dimaklumin deh lagi shaum)

"Come on go to the park...!"
deg... Deg... Deg....Dentuman jantung ini yang tak bisa berhenti. (klo berhenti mati donk ya??)
satu per satu maju untuk mempresentasikan suatu topik dengan bahasa inggris. Satu orang maju, lalu yang ke dua, tiga...... "Gak ada yang maju lagi nich."
aku pun maju, giliranku, untuk beraksi. (hhhiii)
"Bismillah..."
topikku ini cukup aneh dari yang lain, beda dari yang lain, tapi apa boleh buat. Beuh....
"i wanna tell you all about Liberalism of education"
"waaaawww....!" teman-teman serentak dengan so penuh dramatisir bak pemain sinetron FTV. Hmmm...-_-"
"why?? Because i like education, i am well-educated person, and i wanna be the minister of education." (haha... Aaamien ya Allah)

yahh... Sedikit iseng dikit lah, agar tidak terlihat gemetar (my body is shaking all over) hihi...
Dan Alhamdulillah akhirnya aku bisa melewati ujian akhir hari ini, meski tanpa sahur. Karna kecerobohanku dengan kawan sekamarku yang slalu mematikan tiap alarm berdering. Huft....
Hasilnya??
Hmmm.... Alhamdulillah cukup memuaskan. Sama seperti nilai IP di kampusku semester ini yang cuma dapet 3,4 dari 3,6. Menurruuun, tapi cukup memuaskan.
Tapi semua itu harusku syukuri. Tiada daya dan kuasa, karna hanya pada-Nya aku bersyukur dan beribadah. Kemarin hanyalah kenangan hari ini, dan besok adalah mimpi hari ini.Satu kata terakhir untuk memupuk gelora semangatku : "Jangan melihat masa lalu dg penyesalan, jangan pula melihat masa depan dg ketakutan, tapi lihatlah sekitar anda dg penuh kesadaran."

semangat berkarya ! :)

*Cerpen ini terinspirasi dari catatannya Hayu Ning Dewi :D

HiRa
24 Juli 2012

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Semangat Sepeda Onthel "

Post a Comment