Memilih Profesi; Nasihat Marx untuk Kaum Muda
Oleh: Hilman Rasyid
Dalam hidup, kita sebagai kaum muda selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan yang meragukan. Termasuk dalam pekerjaan atau profesi. Maka Allah memberikan kewenangan pada kita untuk memilih posisi yang pas bagi dirinya. Pilihan ini, kata Marx, merupakan suatu keistimewaan manusia di atas segala ciptaan tetapi sekaligus juga suatu tindakan yang dapat menghancurkan seluruh hidupnya dan menjadikannya tidak bahagia. Sehingga pertimbangan yang matang atas pilihan ini merupakan tugas pertama kaum muda. Karenanya kita mesti serius memeriksa apakah suara hati menyetujuinya ataukah inspirasi ini hanya suatu khayalan.
Namun kita pasti mengalami betapa harapan kita tak terpenuhi, ide-ide kita tak tercapai, dan kita akan menyalahkan semuanya. Kata Marx, ternyata nalar kita sendiri tak bisa jadi pembimbing disini, sebab Nalar itu belum ditopang oleh pengalaman ataupun pengamatan yang mendalam. Namun jika antusiasme kita masih bertahan, apabila kita masih mencintai sebuah profesi tersebut dan kita menyaksikan bebannya dan kesulitannya menjadi hal yang biasa, maka kita patut mengupayakannya, berarti antusiasme kita tidak menipu dan pilihan kita tidak menyesatkan.
Selain itu, kondisi fisik diri kita sendiri kerap kali menjadi rintangan yang mengancam dan tak bisa diremehkan begitu saja. ibarat kita mendirikan bangunan diatas reruntuhan yang lapuk, akibatnya keseluruhan hidup kita jadi seperti perjuangan yang tak bahagia antara asas pikiran dan tubuh.
Namun bila kita telah memilih suatu profesi yang mana kita tidak punya bakat, kita tidak akan bisa menjalankannya dengan penuh martabat. Kita akan sadar penuh malu akan ketidakmampuan kita dan berkata pada diri kita sendiri betapa kita makhluk ciptaan yang tidak berguna. Pada akhirnya, konsekuensi yang paling wajar ialah kebencian atas diri sendiri.
Menurut Marx, Martabat adalah hal yang paling meninggikan manusia yang memberinya kebangsawanan yang lebih tinggi pada tindakan-tindakan dan usaha-usahanya, yang membuatnya kebal, dikagumi oleh massa dan berdiri di atasnya. Akan tetapi martabat hanya dapat dijamin oleh suatu profesi yang mana kita tidak menjadi alat yang menghamba, melainkan suatu profesi dimana kita bertindak secara merdeka dalam lingkup kita sendiri. Tapi hal yang pasti, derajat tertinggi tidak selalu profesi paling tinggi.
Yang terpenting kata Marx, bahwa petunjuk utama yang mesti mengarahkan kita dalam pilihan profesi adalah kesejahteraan umat manusia dan penyempurnaan diri kita sendiri. Apabila ia bekerja hanya bagi dirinya sendiri, bisa saja ia menjadi seorang terpelajar yang kesohor tetapi ia tidak akan pernah menjadi seorang yang sungguh besar dan sempurna. Sejarah memanggil orang-orang besar yang telah meluhurkan dirinya sendiri dengan bekerja bagi kebaikan umum. Pengalaman menunjukkan bahwa orang yang telah membuat sebanyak mungkin orang bahagia merupakan Ia yang paling bahagia. Bahkan kata Marx, agama sendiri juga mengajarkan begitu yaitu seseorang yang mengorbankan dirinya demi umat manusia. Siapa yang berani menampik putusan semacam itu?
Karenanya kita tak akan merasa kecil, terbatas atau merasakan kegembiraan yang egois. Kebahagiaan kita akan menjadi milik jutaan orang, perbuatan kita akan terus hidup, diam diam tetapi langgeng dan di atas Abu kita akan tumpah air mata hangat orang-orang yang luhur.
0 Response to "Memilih Profesi; Nasihat Marx untuk Kaum Muda"
Post a Comment