Tapi aku tak pernah tahu akan dikirim ke mana surat ini.
Aku hanya ingin ayahku tahu, bahwa aku masih merindukannya.
Aku hanya ingin ayahku tahu bahwa aku masih ingin memeluknya.
Air mata ini, air mata kerinduanku padamu, Ayah.
Aku tidak pernah mempersiapkannya bahkan aku sudah melupakannya dan meyakini tidak akan ada lagi air mata di tahun ini.
Tapi hatiku tetap milikmu, rinduku tetap nyata untukmu dan cintaku tak akan pernah habis untukmu, bahkan air mata yang tanpa aba dan aku tak tahu cara menghentikannya
Pun bukan berisi tetes penyesalan, tapi tiap bulirnya berisi betapa ayah adalah nyata dan kita pernah bersama dan kita saling mencinta.
Aku ingin berderai, aku ingin memeluk, tapi mengapa di tempat ini, ditempat yang seharusnya aku bisa membuat sunging senyum dan tawa riuh.
Bagi laki-laki, seorang Ayah adalah perpanjangan dirinya. Kehilangan seorang Ayah, mirip dengan kehilangan diri sendiri. Malam itu, aku kehilangan diriku...
Ayah selalu berkata, "Kehidupan lelaki adalah membuat keputusan dan bertanggungjawab atas hal itu"
Dan untukmu yang masih mempunyai Ayah,
Sayangilah dan bahagiakanlah mereka slalu dengan api semangatmu
Karena tepat 31 oktober 2009 lalu, Idolaku telah pergi terlebih dulu
Karena tepat 31 oktober 2009 lalu, Idolaku telah pergi terlebih dulu
Dan aku akan menyayangi ia dengan do'a dan kebaikanku
Percayalah, karena penyesalan itu selalu datang diakhir
HiRa
0 Response to "Surat Kecil Untuk Ayah"
Post a Comment